Jumat, 13 Januari 2012

my FIRST "cerpen"

Ku relakan rio untukmu

Hari terasa kelabu, awan mendung telah menyelimuti hatiku, itu yang aku rasakan sekarang saat aku tau Rio jadian sama Ria, sahabatku. Rio adalah cinta pertamaku, entah apa yang membuatku jatuh cinta sama Rio, tapi tidak heran, karena Rio memang jati pujaan hati semua cewek di sekolahku. Rio memang ganteng, pinter, tajir, baik  menjabat ketua OSIS pula. Pokoknya perfect dech.!
Tapi, sekarang hatiku rasanya hancur berkeping-keping , aku tak kuasa melihat Rio dan Ria jadian. Sejak kejadian itu aku sering melamun dan lebih suka menyendiri di perpustakaan, sampai akhirnya Ria menyadari itu dan datang menghampiriku. “ Ran, akhir-akhir ini aku sering melihatmu termenung dan selalu menyendiri disini, apa ada masalah ?” Tanya Ria sambil menepuk pundakku. Aku kaget, tiba-tiba Ria sudah ada di sampingku. “Eh,,, Ria. Emm… enggak,enggak kog, aku gak ada masalah, aku hanya mencari ketenangan disini”. Jawabku sambil terbata-bata karena kaget.
Dari kejauhan aku melihat seorang cowok datang menghampiri kita, cowok itu tidak asing bagiku. Ternyata benar, dia Rio, orang yang aku nanti-nantikan, tapi sayang dia datang untuk menjemput Ria, karena aku tidak pernah cerita sama Ria, Ria dengan polos memperkenalkan aku sama Rio. “Rio, kenalin ini Rani, sahabatku. Rani, ini Rio pacarku, kamu sudah tau kan ?” Tanya Ria. “i..iya aku tau, jadi ini Rio pangeranmu itu ?” aku berkata sambil menatap mata Rio yang indah. Kami berjabat tangan, saat memegang tangannya jantungku berdetak dengan kencang, aliran darahku mengalir deras, badanku langsung dingin , bagaikan membeku di gunung es, kami saling memandang , baru kali ini aku melihat wajah Rio sedekat ini.
“Rio, aku laper, ke kantin yuk ??” ajak Ria. “ia sayang, aku juga laper, ayo ke kantin”. Jawab Rio dengan manja. Panggilan sayang untuk Ria telah menyentakkan hatiku, rasanya tak ada harapan lagi untuk memiliki Rio. “Ran, kamu mau ikut gak ke kantin ?” Tanya Ria. “emm. Tidak usah, kalian berdua aja, aku masih mau baca buku disini”. Jawabku menolak. “em.. baiklah, aku sama Rio pergi dulu ya ?” kata Ria sambil beranjak meninggalkan aku sendiri ,di perpustakaan yang sepi, bagaikan tak berpenghuni. Aku terdiam dalam keheningan, “ah… bodohnya diriku, mimpiku terlalu tinggi untuk mendapatkan Rio, lagi pula Rio udah jadian sama Ria sahabatku sendiri, masa’ aku tega merebut Rio dari Ria”.
Waktu berjalan begitu cepat, sebentar lagi aku akan lulus SMA, dan aku akan melanjutkan di perguruan  tinggi. Tapi, mengapa hati ini masih saja mengharapkan Rio, aku masih belum bisa melupakan Rio.
Akhir-akhir ini hubungan Rio dengan Ria agak tidak beres, sepertinya terjadi sesuatu diantara mereka. Hubungan yang mereka bina hampir 3 tahun, agak rapuh sekarang. Ria jadi aneh, Ria yang dulu selalu ceria, sekarang jadi sering murung, dan akhir-akhir ini Ria selalu menghindari Rio. Aku sebagai sahabatnya tidak sanggup melihat Ria seperti itu.
“Ria, kamu kenapa ? ada masalah sama Rio?” tanyaku penasaran. Ria hanya menggelengkan kepala dan tidak berkata sepatah katapun. Tiba-tiba Ria menangis dipelukanku. “ ada apa Ria? apa yang terjadi? Apa Rio melakukan sesuatu sama kamu?”tanyaku lagi. Rio tidak salah apa-apa Ran, Rio juga tidak melakukan sesuatu sama aku”.jawab Ria sambil menangis.           
“truss ?? kenapa kamu nangis ?” tanyaku sambil menghapus air matanya. “aku sakit Ran, umurku tidak akan lama lagi, aku takut, aku takut kehilangan Rio untuk selama-lamanya”.
Ria menangis dipelukanku, aku kaget , dan tidak mampu berkata apa-apa, tanpa sadar aku ikut menangis karena terharu. “ kamu sakit apa? Kamu bercanda kan ?” tanyaku menyakinkan. “tidak Ran, aku serius, aku kena kanker otak, dan sekarang sudah stadium akhir, aku tidak akan bisa bertahan lama lagi, maafkan aku,aku tidak pernah cerita sama kamu tentang hal ini, karena aku tidak ingin kamu sedih, apalagi Rio, aku tidak sanggup melihatnya menangis karena aku”. Kata Ria dengan wajah yang pucat pasi. Tiba-tiba Ria pingsan, aku panik, aku takut terjadi sesuatu dengan Ria.
Rio tiba-tiba muncul dari belakang, entah siapa yang memanggilnya, tapi dia datang tepat waktu. Aku dan Rio membawa Ria ke rumah sakit terdekat, Ria dibawa di ruang ICU. Aku panik, aku cemas dengan keadaan Ria, begitu juga dengan Rio. Rio terlihat sangat gelisah, dia mondar-mandir tak karuan didepanku. “Rio, kamu kenapa sih? Mondar-mandir terus, pusing tau ngeliatnya ! bentakku. “Ria, gimana keadaannya sekarang, aku cemas sesuatu yang buruk akan terjadi Ran, aku tak sanggup kehilangan Ria !” jawab Rio dengan nada rendah dan dengan wajah yang pucat. “Rio, kamu sudah tau semua?” Tanyaku. “ia.. aku sudah dengar semuanya tadi. Aku tak percaya dengan semua ini, aku tak percaya !” teriak Rio.
Seorang dokter keluar dari ruang ICU, Rio berlari menghampiri dokter, beberapa pertanyaan dilontarkannya dengan cepat, yang tak memberi kesempatan dokter untuk menjawab. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala, dia hanya berkata,” Ria koma, mungkin dia tidak bisa kembali, sakitnya sudah parah,mungkin ini terakhir kalinya kamu bertemu dengan Ria”. Jawab dokter dengan pasrah. Rio kaget, dia tidak bisa berkata apa-apa,dia hanya bisa memandangi Ria yang sedang koma di ruang ICU. “Ria bangunlah, bangunlah untuk aku, aku sayang kamu, please bangunlah Ria ?” kata Rio dengan penuh harapan.
Ria tersadar, badannya lemas,pucat, dan tak bertenaga, Ria berkata pada Rio, “Rio, aku tidak bisa bertahan, aku tidak kuat lagi, sepertinya kita harus berpisah disini. Maafkan aku,telah mengingkari janjiku untuk bersamamu selamanya. Aku berterimakasih sama kamu, telah mencintai dan menyayangiku selama ini, maukah kau melaukan sesuatu untukku,?”. Tanya Ria. “ apa sayang ? kamu mau aku lakukan apa buat kamu?” balas Rio. “ tolong jagalah dan sayangilah Rani buat aku, aku tidak mau kehilangan kamu Rio, aku merelakanmu untuk Rani, dia adalah sahabat terbaikku, please, kamu mau kan Rio????” kata Ria dengan nada pelan. “Tapi Ria ? aku tidak bisa melakukan itu? Rio Cuma sayang sama kamu” . jawabku. “selama ini kamu suka kan sama Rio? aku tau semuanya, jadi apa salahnya dicoba? Please, ini permintaan terakhirku, aku percaya kamu pasti bisa menjaga Rio untukku Ran, berjanjilah.”.
Tit…tit…tit…tit….tit…………………………………………………

*  *  *


“Tidaaaaaaaaak ! Riaa jangan tinggalkan akuuu…….!!!!” Teriak Rio .

Suasana pemakaman yang mengharukan, aku tidak sanggup melihat Ria dimakamkan, begitu juga Rio, yang nampak diwajahnya hanya ekspresi sedih dan putus asa. Aku tidak sanggup melihatnya seperti itu, aku berusaha menghiburnya agar tidak sedih lagi.
Satu bulan telah berlalu, semua kesedihan telah menghilang, semua sudah ikhlas melepaskan Ria pergi. Karena sekarana Ria sudah  menjadi bintang yang selalu menemani Rio dimalam hari.                                                                      
“Ran, aku akan menepati janjiku untuk menjagamu, aku akan berusaha semaksimal mungkin. Aku juga akan berusaha mencintaimu dan menyayangimu,aku janji”. Kata Rio sambil memegang erat kedua tanganku.
( aku lakukan semua ini demi kamu ria, aku sangat menyayangimu ,semoga engkau bahagia disana,   I LOVE YOU Ria)

1 komentar: