Selasa, 10 April 2012

"BINTANG HATIKU"

          Seperti biasa sebelum berangkat sekolah Rara selalu menunggu Andre sahabat karibnya. mereka selalu berangkat sekolah bersama mulai dari Taman kanak-kanak hingga SMA. Rara  selalu lengket dengan Andre, banyak orang yang mengira mereka pacaran, tapi  kan Cuma sahabatan. Rara  sangat menyayangi Andre sebagai sahabat, dia pun juga begitu.
“ra...!!! dari tadi melamun aja!” teriak Andre dari belakang. Rara tersentak kaget, karena sedari tadi Rara melamun di bangku taman di bawah pohon yang rindang. Tempat biasa Rara menunggu Andre. “kamu ngagetin aja sih ndre! Klo aku jantungan gimana? Mau tanggung jawab?? Teriakku ke telinga Andre. “tapi, kamu kan gak jantungan, tuh buktinya masih hidup” bantah Andre sambil ketawa lebar. Yang membuat Rara semakin jengkel dan marah. “aaanndreeee.....!!!! dasar! Rara benci kamu! Teriakku lagi sambil memalingkan mukaku.
“Udah ah, Cuma bercanda, jangan marah donk.maaf ya cantik... ayo berangkat ntar telat lagi”. Kata Andre sambil menggandeng tangan Rara ke dalam mobilnya. Rara tetap memasang wajah cemberut dan tak menghiraukannya. “Ra,, Rara ..... udah donk marahnya, gak baik loh pagi-pagi udah marahan. Ntar malah cepet tua, sayang kan wajah imut kamu jadi keriput??” rayu Andre sambil menyodorkan snack kesukaannya. “nih, kesukaanmu. Udah ya jangan marah, janji deh gak ngulangin lagi” tambah Andre. 
Sesampainya di sekolah.Bukkk.... seseorang menabrak Rara dari belakang. Snack yang Rara pegang jatuh berserakan di tanah. Dengan spontan Rara berteriak,”hey.. gak punya mata ya” kata Rara dengan judes.”ma..maaf dek, aku gak sengaja, maaf ya, aku harus segera ke ruang guru. Ntar aku  ganti deh snacknya yang jatuh. Sekali lagi maaf ya dek” jawab cowok tadi yang menabrak Rara. “dasar, gak punya sopan santun” runtuk Rara dalam hati. Cowok itu berlari ke ruang guru tanpa merasa bersalah pada Rara, tapi tiba-tiba berhenti dan berteriak“o ya, namaku Rangga, 12 ipa 1”. “Emang aku pikirin ??” batin Rara.
Bel istirahat berbunyi. “Ra,ada Andre tuh ” kata Maya teman sebangku Rara sambil menunjuk ke arah pintu. ”ra, ke kantin yuk... aku traktir deh,sebagai permintaan maafku tadi. Kata Andre sambil cengar-cengir di depan pintu. “okey, traktir mie ayam ya, sama es teh” balas Rara dengan senyum. ”okkey..!!”
“O ya ra, kamu tau gak ketua osis kita yang baru, gossipnya sih dia lagi naksir adik kelas” kata Andre sambil minum es tehnya. “trus hubungannya sama aku??”jawab Rara cuek. “ya mungkin aja kamu suka sama dia,secara dia kan ganteng,pinter,tajir lagi” balas Andre lagi. Rara tak menggubris kata Andre barusan dan asik melahap mie ayam kesukaanya. “hey, maaf ya tadi aku beneran gak sengaja, boleh aku duduk disini?” kata seseorang yang tiba-tiba berada tepat di samping Rara. Karena terlalu menikmati makanannya, Rara tersedak karena kaget.
“kamu gak papa? maaf ya aku mengagetkanmu”.katanya dengan rasa bersalah. “Gak papa kog, duduk aja. Lain kali jangan ngagetin Rara lagi ya” balas Rara lirih. “ehem... bukannya kamu Rangga, ketua osis yang baru kan?”tanya Andre pada Rangga. “iya. aku Rangga. Kamu?. Aku Andre.kalo nama kamu siapa? Tanya Rangga pada Rara. “Rara, Kirana dewi” jawabk Rara sambil menjabat tangannya. “Kamu kelas berapa?” tanyanya lagi.”11 ipa 2, kamu?”. “12 ipa 1, kalo butuh bantuan bilang aku aja, aku ke kelas dulu ya”. Rangga berlalu meninggalkan Andre dan Rara menuju kelasnya. “ra, kamu udah pernah ketemu sama dia ? kog dia tadi minta maaf sama kamu? Hayyo?” goda Andre.”ada deh, mau tau aja”, balas Rara singkat. “dasar Rara pelit”.
Beberapa menit kemudian bel istirahat berakhir, mereka berpisah menuju kelas masing-masing, yah Rara sama Andre emang beda kelas.

          Sepulang sekolah, Rara menunggu Andre di parkiran sekolah, tadi sih dia udah keluar, tapi masuk ke dalam lagi karena kebelet pipis. Dasar Andre, batin Rara.
Tak lama kemudian Andre pun muncul. “maaf ya lama...” kata Andre. “iya gpp, ndre. Udah biasa kog” balask Rara. “nyindir nih ceritanya?”.”emang beneran kan?jawab Rara lagi. Andre pun ketawa lebar.
Satu bulan telah berlalu, Rara dan Andre semakin akrab dengan Rangga. Gimana nggak cobak, Rangga selalu ikut mereka nongkrong di kantin pas jam istirahat. Dia asik di ajak ngobrol, kadang serius kadang juga bercanda, beda banget sama Andre. Sepertinya Rara lagi jatuh cinta nih sama Rangga.
          Tepat pukul delapan malam saat Rara ngerjain PR,Hapenya berdering, ada panggilan masuk mungkin dari Andre. Tapi, ternyata bukan. Nomornya tak Rara kenal, dari siapa ya. Rara bingung dan penasaran,satu menit kemudian Rara baru menjawabnya. “halo, ni siapa?”tanya Rara. “lama amat ra angkatnya, lagi sibuk ya?”kata seseorang di seberang sana. Sepertinya Rara mengenal suara itu. “Rangga?? Tanya Rara. “iya ra, aku Rangga. Besok gak ada acara kan? aku tunggu di taman angsa jam 8 pagi. Gak boleh telat, dandan yang cantik ya. Daahh...” tut..tut..
Gila tuh cowok, seenaknya aja bikin janji. Dasar Rangga! Runtuk Rara dalam hati. Tapi, Rara merasa seperti melayang di udara, hatinya berbunga-bunga. Benar kata Andre, Rangga memang cowok idaman. Tapi,, darimana dia tau nomor hape Rara? Perasaan Cuma keluarga Rara sama Andre aja yang tau. Jangan-jangan.... ini kerjaan Andre.

          Jam tangan Rara udah menunjukkan pukul 08.00 WIB, tapi Rangga tak kunjung datang. Dasar cowok, bikin janji di ingkarin sendiri, kata Rara dalam hati. Tiba-tiba pandangannya menjadi gelap, “Andre.... jangan main-main deh gak lucu tau” teriak Rara. “Andre?? aku bukan Andre ra.. dia melepaskan tangannya. “Rangga?? Maaf ya, aku kira Andre. Hehehe, Rara tersenyum simpul. “maaf ya lama, ini gara-gara aku cari snack kesukaanmu, Taro rasa barbeque, nih..” kata Rangga sambil menyodorkan snack kesukaannya itu. “kok kamu tau?” perasaan Cuma Andre aja yang tau. Jawab Rara malu-malu. “ada deh, kan uda lama aku suka sama kamu. Dulu tuh waktu aku nabrak kamu, sumpah Cuma kebetulan, aku gak nyangka aja itu kamu, maaf ya aku buru-buru sampe-sampe aku lupa ganti snack kamu yang aku jatuhin. Dia tersenyum pada Rara . “tunggu, kamu bilang suka sama aku?”. ”iya ra, sejak mos tahun lalu,aku udah tertarik sama kamu. Padahal aku udah ngasih banyak sinyal ke kamu, kamu aja yang gak pernah nanggepin” jawab Rangga panjang lebar. “Oh ya?? Rara tertawa senang. “aku juga suka sama kamu ngga”, kata Rara dalam hati. “Ra, kamu mau gak jadi pacarku? Kata Rangga tiba-tiba sambil memegang erat kedua tangannya. Rara diam tak berkutik, rasanya aliran darahnya mengalir deras ke sekujur tubuh, gila baru kali pertama ini Rara di tembak sama cowok yang Rara suka. “Ra... kog diem sih, jawab dong?kata Rangga lagi. “emmm,, eh.. iya. Iya Rara mau” jawabnya sambil terbata-bata. Rangga memeluknya dengan erat, makasih ya ra” bisiknya ke telinga Rara. Rara masih diam terpaku, apa ini mimpi ???pikirnya dalam hati. “ini bukan mimpi ra, kenyataan. Kita udah resmi pacaran,mulai besok berangkat sekolah sama a ya ku jemput di rumahmu” kata Rangga meyakinkan.
            Gak terasa udah berjalan 3 bulan hubungannya dengan Rangga. Gossip emang cepet banget nyebarnya, hampir satu sekolah udah tau kalau Rara pacaran sama Rangga, Rangga Aditya pratama. Ketua osis yang jadi idaman cewek-cewek di SMA 123 Bandung. Tapi, gak tau kenapa Rara merasa ada yang berubah dari hidupnya. “Rara sayang, kog melamun sih? Tanya Rangga tiba-tiba. “eh,, engg.. enggak kog ngga” jawab Rara sekenanya.”kamu ada masalah? Cerita aja ra, siapa tau aku bisa bantu” kata Rangga sambil memegang tangannya. Suasana kantin saat itu udah mulai sepi,karena sebentar lagi bel berakhirnya jam istirahat akan segera berbunyi. “Rara gak ada masalah kog, Rara ke kelas dulu ya, Rara mau praktik biologi” balasnya sambil beranjak meninggalkan Rangga. “ya udah ntar pulang sekolah aku tunggu di parkiran ya” kata Rangga sambil tersenyum pada Rara, senyuman yang manis banget. “iya”, balasnya dengan senyuman juga.
           Semenjak Rara pacaran dengan Rangga, Rara jarang ketemu sama Andre, gak tau kenapa rasanya anak itu selalu menghindar dari Rara. Rara sempat tanya kabar Andre ke Adit temen sebangku Andre, katanya Andre sekarang berubah, pendiem dan gak banyak tingkah,beda banget dari biasanya.
”ndre.. kamu kenapa?ada masalah? Tanya  adit pada Andre saat jam istirahat. “gak papa dit” balas Andre singkat. “ndre, udah denger kabarnya Rara?”kata dio yang tiba-tiba muncul. “kenapa dengan Rara? Tanya Andre cemas. “dia diputusin sama Rangga, gila banget tuh cowok masa’ dia tega mutusin Rara di depan semua anak” jawab dio panjang lebar. “apa? Kurang ajar tuh cowok,minggir”. Andre beranjak dari tempat duduknya dan berlari menemui Rara.
          “ra.... kamu kenapa?”tanya maya cemas. Sedari tadi Rara menangis, maya gak tau kenapa sebabnya. Habisnya Rara di tanya gak jawab malah tambah nangis. “Rara.....!!” teriak Andre di depan kelas. “Andre....” Rara berlari ke arah Andre. “kamu gak papa kan ra, akan aku beri pelajaran tuh cowok, berani-beraninya dia sakitin kamu”kata Andre sambil mengusap air mata Rara. “gak usah ndre, Rara gak papa kog, kamu udah tau semua?”tanya Rara. “iya ra, aku tau dari dio, temen basket Rangga, tapi kamu harus cerita semuanya ke aku, biar gak ada salah paham ra”. “iya ndre, tapi gak sekarang”. “Okey, aku tunggu sampe kamu siap cerita ke aku”. Makasih ndre, kamu bisa ngertiin Rara.
          2 minggu udah berlalu, Rara udah bisa ngelupain masalahnya dengan Rangga. Hari ini dia ada janji ketemu sama Andre di taman angsa, “Rara....!!! teriak Andre sambil melambaikan tangannya di sebrang jalan. Rara pun membalasnya dengan melambaikan tangannya juga. Dia berlari ke arah Andre, tanpa diduga sebuah kijang innova melaju dengan kecepatan tinggi ke arah Rara, dengan cepat tubuh mungil Rara terhempas jauh, kira-kira 5 meter dari tempat kejadian. “Raraaaaa.........!!!” teriak Andre sambil berlari ke arah gadis itu.
Ruang ICU masih tertutup rapat,  gak ada tanda-tanda dokter atau perawat yang hendak keluar. Membuat Andre semakin cemas. Padahal 2 jam udah berlalu. “Ndre.... apa yang terjadi dengan Rara??” tanya tante Dian, ibu Rara yang baru datang bersama suaminya. Beliau terlihat cemas dan sepertinya habis menangis. “maaf tante.....”belum sempat Andre menjawab pertanyaan tante dian, pintu ruang ICU terbuka, seorang dokter keluar dari ruang itu. “maaf... kalian orang tua Kirana? Tanya dokter itu. “iya,dok... gimana keadaan anak saya dok?? Kata mereka hampir bersamaan. “dok... Rara gak kenapa-kenapa kan??” potong Andre. “tenang, dia baik-baik aja kog... bu,pak.. kalian ikut saya ke ruang kerja saya”.
           Rara masih terkulai lemas tak berdaya di ruang VIP. Dia baru dipindahkan 1 jam yang lalu. Andre masih setia menemaninya, biarpun tak ada tanda-tanda dia bakal bangun. “ra, kumohon.... bangunlah untukku. aku sangat menyayangimu, biarpun aku gak berhak mendapatkan cintamu. Maafin aku ra.... ini semua gara-gara aku. Andre memegang erat tangan Rara berharap dia akan bangun.
“maaf mas... biarin  mbak kirana istirahat dulu, mas boleh keluar sekarang” kata seorang perawat yang tiba-tiba berada di belakangnya. “emmm... iya mbak, maaf saya keluar dulu” kata Andre sambil beranjak dari tempat duduknya. Tapi, tiba-tiba dia menundukkan kepalanya dan mencium kening Rara. “ra... aku menunggumu..”
3 hari kemudian..“ma... sudah berapa lama Rara disini?” tanya Rara yang baru sadar. “3 hari sayang, akhirnya kamu bangun juga. Mama sama papa sangat khawatir sama kamu.” Kata mamanya sambil membelai rambut Rara. “Andre??” tanya Rara lagi. Belum sempat mamanya menjawab terdengar suara pintu terketuk. Andre muncul dari balik pintu dengan membawa beberapa tangkai bunga mawar, mawar merah kesukaannya. “pagi Rara..... akhirnya kamu bangun juga” sapa Andre. “pagi juga..makasih ya ndre...”balas Rara.

***

          “Ndre... makasih ya buat semuanya, kamu selalu ada buat Rara”. “Rara.... itu semua kulakukan karena aku sangat menyayangimu. Menyayangimu sebagai sahabatku” kata Andre sambil memegang erat punggung tangan Rara. “kenapa hanya sebagai sahabat, Rara ingin lebih dari itu ndre” kata Rara dalam hati. Pesanan mereka sudah datang, dua jus jeruk dan dua mangkok mie ayam. Mereka sekarang berada di sebuah warung di pinggir jalan dekat taman angsa. Tempat  ini menjadi tempat favorit mereka, selain mie ayamnya yang terkenal enak, harganya juga juga sesuai kantong kita. “Warung Pak Jo” mereka biasa menyebutnya.
“o ya ndre... kamu tau gak kenapa waktu itu Rangga mutusin Rara? Kata Rara. “ya gak tau lah ra, kamu kan belum cerita” kata Andre polos. “Rangga... Rangga.. tega banget sama Rara, dia Cuma manfaatin Rara aja, dia sebenarnya gak cinta sama Rara,dia cuma........dia Cuma...” Rara tak melanjutkan perkataannya. “Cuma apa ra??” tanya Andre. “dia jadian sama Rara, supaya dia bisa deket sama maya. Selama ini, Rara salah menilainya. Rara sangat benci sama Rangga, dia tega banget sama Rara ndre....” Rara menangis terisak-isak setelah kalimatnya yang terakhir. “udah ra, jangan nangis. aku gak bakal ninggalin kamu kog” kata Andre menenangkan Rara yang sedang menangis. “makasih ndre...”
           “ra..... aku mau jujur sama kamu, tapi..... tapi aku takut kamu marah sama aku..” kata Andre.
“ngomong aja ndre, Rara gak bakal marah kog”. “ra.... selama ini aku... tuh sayang sama kamu, dari dulu aku ingin kita lebih dari sahabat, tapi kamu lebih dulu bilang kalo kita sahabatan aja, tapi ra... aku udah lama nyimpen perasaan ini, aku takut jika aku mengatakan yang sebenarnya hubungan persahabatan kita bakal hancur, aku gak mau itu terjadi ra” kata Andre.
“Andre..Andre... kenapa gak dari dulu aja bilang ke Rara. Tau gitu aku gak bakalan diem-diem nyimpen perasaan Rara selama ini” jawab Rara. “maksud kamu ?? kamu juga suka sama aku ra ??? tanya Andre gak percaya. “ iya ndre.... Rara gak bohong.. hahahha “ Rara tertawa senang.
          “Aku gak akan pernah ninggalin kamu ra.... aku janji” kata Andre sambil memegang erat kedua tangan Rara. “Rara.... kau bagaikan bintang yang menerangi malamku yang gelap” kata Andre dalam hati..



selesai

Jumat, 13 Januari 2012

my FIRST "cerpen"

Ku relakan rio untukmu

Hari terasa kelabu, awan mendung telah menyelimuti hatiku, itu yang aku rasakan sekarang saat aku tau Rio jadian sama Ria, sahabatku. Rio adalah cinta pertamaku, entah apa yang membuatku jatuh cinta sama Rio, tapi tidak heran, karena Rio memang jati pujaan hati semua cewek di sekolahku. Rio memang ganteng, pinter, tajir, baik  menjabat ketua OSIS pula. Pokoknya perfect dech.!
Tapi, sekarang hatiku rasanya hancur berkeping-keping , aku tak kuasa melihat Rio dan Ria jadian. Sejak kejadian itu aku sering melamun dan lebih suka menyendiri di perpustakaan, sampai akhirnya Ria menyadari itu dan datang menghampiriku. “ Ran, akhir-akhir ini aku sering melihatmu termenung dan selalu menyendiri disini, apa ada masalah ?” Tanya Ria sambil menepuk pundakku. Aku kaget, tiba-tiba Ria sudah ada di sampingku. “Eh,,, Ria. Emm… enggak,enggak kog, aku gak ada masalah, aku hanya mencari ketenangan disini”. Jawabku sambil terbata-bata karena kaget.
Dari kejauhan aku melihat seorang cowok datang menghampiri kita, cowok itu tidak asing bagiku. Ternyata benar, dia Rio, orang yang aku nanti-nantikan, tapi sayang dia datang untuk menjemput Ria, karena aku tidak pernah cerita sama Ria, Ria dengan polos memperkenalkan aku sama Rio. “Rio, kenalin ini Rani, sahabatku. Rani, ini Rio pacarku, kamu sudah tau kan ?” Tanya Ria. “i..iya aku tau, jadi ini Rio pangeranmu itu ?” aku berkata sambil menatap mata Rio yang indah. Kami berjabat tangan, saat memegang tangannya jantungku berdetak dengan kencang, aliran darahku mengalir deras, badanku langsung dingin , bagaikan membeku di gunung es, kami saling memandang , baru kali ini aku melihat wajah Rio sedekat ini.
“Rio, aku laper, ke kantin yuk ??” ajak Ria. “ia sayang, aku juga laper, ayo ke kantin”. Jawab Rio dengan manja. Panggilan sayang untuk Ria telah menyentakkan hatiku, rasanya tak ada harapan lagi untuk memiliki Rio. “Ran, kamu mau ikut gak ke kantin ?” Tanya Ria. “emm. Tidak usah, kalian berdua aja, aku masih mau baca buku disini”. Jawabku menolak. “em.. baiklah, aku sama Rio pergi dulu ya ?” kata Ria sambil beranjak meninggalkan aku sendiri ,di perpustakaan yang sepi, bagaikan tak berpenghuni. Aku terdiam dalam keheningan, “ah… bodohnya diriku, mimpiku terlalu tinggi untuk mendapatkan Rio, lagi pula Rio udah jadian sama Ria sahabatku sendiri, masa’ aku tega merebut Rio dari Ria”.
Waktu berjalan begitu cepat, sebentar lagi aku akan lulus SMA, dan aku akan melanjutkan di perguruan  tinggi. Tapi, mengapa hati ini masih saja mengharapkan Rio, aku masih belum bisa melupakan Rio.
Akhir-akhir ini hubungan Rio dengan Ria agak tidak beres, sepertinya terjadi sesuatu diantara mereka. Hubungan yang mereka bina hampir 3 tahun, agak rapuh sekarang. Ria jadi aneh, Ria yang dulu selalu ceria, sekarang jadi sering murung, dan akhir-akhir ini Ria selalu menghindari Rio. Aku sebagai sahabatnya tidak sanggup melihat Ria seperti itu.
“Ria, kamu kenapa ? ada masalah sama Rio?” tanyaku penasaran. Ria hanya menggelengkan kepala dan tidak berkata sepatah katapun. Tiba-tiba Ria menangis dipelukanku. “ ada apa Ria? apa yang terjadi? Apa Rio melakukan sesuatu sama kamu?”tanyaku lagi. Rio tidak salah apa-apa Ran, Rio juga tidak melakukan sesuatu sama aku”.jawab Ria sambil menangis.           
“truss ?? kenapa kamu nangis ?” tanyaku sambil menghapus air matanya. “aku sakit Ran, umurku tidak akan lama lagi, aku takut, aku takut kehilangan Rio untuk selama-lamanya”.
Ria menangis dipelukanku, aku kaget , dan tidak mampu berkata apa-apa, tanpa sadar aku ikut menangis karena terharu. “ kamu sakit apa? Kamu bercanda kan ?” tanyaku menyakinkan. “tidak Ran, aku serius, aku kena kanker otak, dan sekarang sudah stadium akhir, aku tidak akan bisa bertahan lama lagi, maafkan aku,aku tidak pernah cerita sama kamu tentang hal ini, karena aku tidak ingin kamu sedih, apalagi Rio, aku tidak sanggup melihatnya menangis karena aku”. Kata Ria dengan wajah yang pucat pasi. Tiba-tiba Ria pingsan, aku panik, aku takut terjadi sesuatu dengan Ria.
Rio tiba-tiba muncul dari belakang, entah siapa yang memanggilnya, tapi dia datang tepat waktu. Aku dan Rio membawa Ria ke rumah sakit terdekat, Ria dibawa di ruang ICU. Aku panik, aku cemas dengan keadaan Ria, begitu juga dengan Rio. Rio terlihat sangat gelisah, dia mondar-mandir tak karuan didepanku. “Rio, kamu kenapa sih? Mondar-mandir terus, pusing tau ngeliatnya ! bentakku. “Ria, gimana keadaannya sekarang, aku cemas sesuatu yang buruk akan terjadi Ran, aku tak sanggup kehilangan Ria !” jawab Rio dengan nada rendah dan dengan wajah yang pucat. “Rio, kamu sudah tau semua?” Tanyaku. “ia.. aku sudah dengar semuanya tadi. Aku tak percaya dengan semua ini, aku tak percaya !” teriak Rio.
Seorang dokter keluar dari ruang ICU, Rio berlari menghampiri dokter, beberapa pertanyaan dilontarkannya dengan cepat, yang tak memberi kesempatan dokter untuk menjawab. Dokter hanya bisa menggelengkan kepala, dia hanya berkata,” Ria koma, mungkin dia tidak bisa kembali, sakitnya sudah parah,mungkin ini terakhir kalinya kamu bertemu dengan Ria”. Jawab dokter dengan pasrah. Rio kaget, dia tidak bisa berkata apa-apa,dia hanya bisa memandangi Ria yang sedang koma di ruang ICU. “Ria bangunlah, bangunlah untuk aku, aku sayang kamu, please bangunlah Ria ?” kata Rio dengan penuh harapan.
Ria tersadar, badannya lemas,pucat, dan tak bertenaga, Ria berkata pada Rio, “Rio, aku tidak bisa bertahan, aku tidak kuat lagi, sepertinya kita harus berpisah disini. Maafkan aku,telah mengingkari janjiku untuk bersamamu selamanya. Aku berterimakasih sama kamu, telah mencintai dan menyayangiku selama ini, maukah kau melaukan sesuatu untukku,?”. Tanya Ria. “ apa sayang ? kamu mau aku lakukan apa buat kamu?” balas Rio. “ tolong jagalah dan sayangilah Rani buat aku, aku tidak mau kehilangan kamu Rio, aku merelakanmu untuk Rani, dia adalah sahabat terbaikku, please, kamu mau kan Rio????” kata Ria dengan nada pelan. “Tapi Ria ? aku tidak bisa melakukan itu? Rio Cuma sayang sama kamu” . jawabku. “selama ini kamu suka kan sama Rio? aku tau semuanya, jadi apa salahnya dicoba? Please, ini permintaan terakhirku, aku percaya kamu pasti bisa menjaga Rio untukku Ran, berjanjilah.”.
Tit…tit…tit…tit….tit…………………………………………………

*  *  *


“Tidaaaaaaaaak ! Riaa jangan tinggalkan akuuu…….!!!!” Teriak Rio .

Suasana pemakaman yang mengharukan, aku tidak sanggup melihat Ria dimakamkan, begitu juga Rio, yang nampak diwajahnya hanya ekspresi sedih dan putus asa. Aku tidak sanggup melihatnya seperti itu, aku berusaha menghiburnya agar tidak sedih lagi.
Satu bulan telah berlalu, semua kesedihan telah menghilang, semua sudah ikhlas melepaskan Ria pergi. Karena sekarana Ria sudah  menjadi bintang yang selalu menemani Rio dimalam hari.                                                                      
“Ran, aku akan menepati janjiku untuk menjagamu, aku akan berusaha semaksimal mungkin. Aku juga akan berusaha mencintaimu dan menyayangimu,aku janji”. Kata Rio sambil memegang erat kedua tanganku.
( aku lakukan semua ini demi kamu ria, aku sangat menyayangimu ,semoga engkau bahagia disana,   I LOVE YOU Ria)